Fungsi dari SKA dan SKT pada Jasa Konstruksi
Memahami fungsi SKA dan SKT itu tidak sulit, jika Anda tahu perbedaan keduanya. Pada dasarnya SKA dan SKT ialah dua jenis kualifikasi yang berbeda. Meski begitu, keduanya tetap bisa Anda pakai untuk memenuhi standar profesionalitas pelaku usaha jasa konstruksi.
SKA atau Sertifikat Keahlian menjadi tanda bukti atas pengakuan dari pemerintah kepada pihak jasa konstruksi yang telah lolos uji klasifikasi dan kualifikasi. Orang yang sudah memiliki sertifikat keahlian, biasanya telah teruji, kompeten, disiplin, berilmu dan terampil bidang konstruksi.
Berbeda halnya dengan SKT atau Sertifikat Keterampilan yang menjadi bukti keterampilan praktis atas profesinya. Perbedaan keduanya terletak pada tujuan, penerbit dan bidang cakupannya. SKA bertujuan untuk mengakui keahlian sedangkan SKT menunjukkan bahwa orang itu terampil.
Sertifikat keterampilan berasal dari lembaga pelatihan dan instansi pendidikan teknis. Sedangkan sertifikat keahlian berasal dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang kerja sama dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), setelah memenuhi standar kualifikasinya.
fungsi SKA dan SKT Untuk bidang cakupan, SKA lebih banyak memahami tentang bidang konstruksi. Berbeda halnya dengan SKT yang hanya menguasai satu keterampilan saja dalam bidang konstruksi tersebut.
Memahami Beberapa Fungsi dari SKA dan SKT Konstruksi
Sertifikat Keterampilan berfungsi sebagai penanda, bahwa Anda sudah memiliki kemampuan dan menguasainya untuk bidang konstruksi. Sertifikat dapat Anda terima setelah mengikuti pelatihan dan ujian praktis. Ujian sekelas pendidikan tingkat ahli madya Diploma 3 sampai Strata 1.
Dengan adanya sertifikat keterampilan, Anda bisa mendaftar sebagai pekerja lapangan. Sertifikat sangat berguna untuk mendapat pekerjaan sesuai bidang keterampilannya.
Secara keseluruhan, fungsi sertifikat ini yaitu membantu jenjang karier seseorang sesuai keterampilan yang ada. Sedangkan untuk Sertifikat Keahlian, berikut ini beberapa fungsi SKA:
-
Mengakui Keahlian dan Kompetensi Seseorang
fungsi SKA dan SKT dan Pelaku usaha jasa konstruksi pasti mendapatkan kepercayaan klien, karena lolos uji kualifikasi LPJK dengan memegang bukti SKA. Semua orang yang sudah lolos uji kompetisi LPJK, secara langsung berstatus ahli merencanakan, mengawasi dan melaksanakan jasa konstruksi.
Dengan adanya bukti kemampuan yang mumpuni, Anda bisa mendapat lebih banyak tawaran dari klien. Dalam Undang-undang No. 18 Tahun 1999, sertifikasi memang menjadi salah satu syarat wajib. Selain menunjukkan kemampuan, sertifikat itu juga terikat dengan hukum.
-
Meningkatkan Kredibilitas dan Nilai Kompetitif
Fungsi sertifikat lainnya adalah menjadi bukti kredibilitas, profesionalisme dan kekuatan jasa konstruksi. Dengan nilai-nilai tersebut, para pelaku usaha menjadi saling kompetitif. Pastinya pelaku usaha yang memiliki SKA lebih banyak peminat daripada tidak memilikinya.
Dalam bisnis, nilai kompetitif ini sangat berperan penting bagi jasa konstruksi. Ketika kita sepi pesanan, maka usaha bisa bangkrut karena kurang peminat. Inilah salah satu fungsi sertifikat keahlian yang perlu Anda perhatikan, agar tidak meremehkan kekuatannya.
-
Menunjukkan Komitmen, Kualitas dan Profesionalisme
Keahlian pelaku usaha jasa konstruksi akan mendapatkan pengakuan atas komitmen, kualitas dan profesionalitasnya. Sifat tanggung jawab dan kedisiplinan selalu jadi poin penting. Oleh sebab itu, banyak orang lebih memilih pekerja bersertifikasi dan berpengalaman.
Pelaku usaha terdiri dari badan usaha, perseorangan dan perseroan. Kualitas itu berasal dari prinsip-prinsip keahlian yang masuk dalam uji kualifikasi. Prinsipnya sesuai dengan ilmu dasar konstruksi, kepatuhan dan kejujuran intelektual dalam menjalankan profesinya.
-
Memperluas Jaringan dan Jangkauan
Setiap pelaku usaha yang sudah punya sertifikat biasanya dapat memperluas jaringan relasi. Hal ini sangat membantu, karena usaha bisa berkembang lebih cepat. Pemilik SKA sering kali masuk jajaran proyek tender yang berasal dari pemerintah untuk suatu konstruksi.
Pelaksana konstruksi bisa saling bekerja sama satu sama lain melalui jaringan proyek. Apalagi jika proyek itu memiliki skala yang lebih besar seperti pembangunan tol pulau Jawa. Sertifikat keahlian berefek pada karier jasa konstruksi baik secara langsung atau tidak langsung.
-
Memberikan Dukungan Finansial
Keempat Fungsi SKA dan SKT tersebut, sertifikat tentunya dapat memberikan dukungan Finansial. Jika Anda mendapatkan banyak klien, maka pemasukan akan semakin besar. Finansial tentu akan semakin membaik setelah pekerjaan konstruksi masuk secara terus menerus.
Baik perencana, pengawas hingga pelaksana konstruksi, semuanya pasti merasakan efeknya. Bagi pelaku usaha bidang konstruksi, sebaiknya buat dulu sertifikat keahlian jika ingin sukses. Dengan kualifikasi yang ada, Anda bisa mendapat kepercayaan klien untuk proyek konstruksi.
Cara Pendaftarannya
Sebelum mendaftar dan mengikuti sertifikasi keahlian bidang konstruksi, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui. Mulai dari tingkat pendidikan, keahlian bidang konstruksi dan syarat-syarat pendaftarannya. Sesuai dalam undang-undang yang berlaku, simak poin-poin berikut ini.
-
Jenis-jenis Sertifikat Keahlian
Persiapan pertama adalah tingkat pendidikannya, SKA terbagi ke dalam tiga jenis. Ketiga jenis pendidikan itu ialah Ahli Muda dengan pendidikan minimal D3 dan pengalaman kerja 2 tahun. Lalu ada Ahli Madya minimal pendidikan D3 dengan pengalaman kerja selama 5 tahun.
Terakhir ada Ahli Utama dengan pendidikan minimal S1 dan pengalaman kerja 8 tahun. Tapi, calon pendaftar juga bisa memiliki pendidikan S2 dengan pengalaman kerja selama 5 tahun. Ketiga jenis kualifikasi Sertifikat Keahlian tersebut, sudah jelas dan harus Anda ikuti.
Setiap sertifikat memiliki masa aktif maksimal paling lama 1 tahun lamanya. Sesuai UU No. 18 Tahun 1999, Anda harus memperbarui sertifikasi jika sudah habis masa baktinya. Ketentuan penggunaan SKA juga tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2000.
-
Pilih Bidang Konstruksi
Dalam PP No. 28 Tahun 2000 pasal 7, terdapat lima bidang konstruksi yang dapat Anda pilih. Kelima bidang konstruksi terdiri dari arsitektur, pekerjaan sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan. Tentu saja setiap bidang yang tersedia memiliki kualifikasinya sendiri-sendiri. Berikut kelima data bidang konstruksi dan kualifikasinya,
1. Arsitektur
- Teknik bangunan berteknologi
- Teknik bangunan berteknologi menengah
- Teknik bangunan berteknologi tinggi
- Teknik arsitektur ruang dalam bangunan (interior)
- Teknik arsitektur lansekap
2. Pekerjaan Sipil
- Jalan dan jembatan
- Jalan kereta api,
- Landasan pacu pesawat
- Terowongan
- Jalan bawah tanah
- Saluran drainase dan pengendalian banjir,
- Pelabuhan
- Bendung/bendungan
- Jaringan pengairan atau prasarana sumber daya air
- Struktur bangunan gedung
- Geoteknik
- Konstruksi tambang dan pabrik
- Pekerjaan penghancuran bangunan (demolition);
3. Mekanikal
- Instalasi Tata Udara/AC
- Instalasi Minyak, Gas dan Geotermal
- Instalasi Industri
- Isolasi Termal dan Suara
- Konstruksi Lift dan Eskalator
- Perpipaan
4. Elektrikal
- Instalasi pembangkit
- Jaringan transmisi dan distribusi
- Instalasi listrik
- Sinyal dan telekomunikasi kereta api
- Bangunan pemancar radio
- Telekomunikasi dan sarana bantu navigasi udara/laut
- Jaringan telekomunikasi
- Instrumentasi
- Penangkal petir
5. Tata Lingkungan
- Penataan perkotaan
- Analisa dampak lingkungan
- Teknik lingkungan
- Tata lingkungan dan pengembangan wilayah
- Bangunan pengolahan air bersih dan limbah
- Perpipaan limbah dan air bersih
-
Pendaftaran SKA Online
Setelah tahu bidang konstruksi yang Anda kuasai, langkah selanjutnya yaitu melakukan pendaftaran SKA secara Online. Pendaftaran bisa Anda lakukan dari situs resmi LPJK atau coba langsung kunjungi link berikut https://lpjk.info/cara-pemesanan-ska/.
Isi formulirnya sampai selesai dan tunggu verifikasi dari pihak LPJK. Biaya pendaftaran jangan lupa Anda bayar supaya proses pendaftarannya cepat selesai. Setelah sertifikasinya selesai, Anda akan mendapatkan dokumen digital dari LPJK yang masuk ke dalam email.
Berdasarkan penjelasan yang ada, Anda pasti sudah paham mengapa SKA sangat penting. Daftar sekarang juga agar Anda bisa memanfaatkan Fungsi SKA dan SKT secara menyeluruh.
Landasan Hukum SKA Dan SKT
Memiliki Sertifikat Keahlian Kerja (SKA) dan Sertifikat Keterampilan Kerja (SKT) adalah tindakan yang harus diatur secara cermat karena ada dasar hukum yang mengatur hak dan kewajiban individu yang memegang sertifikat ini. Beberapa peraturan yang menjadi dasar hukum SKA dan SKT adalah sebagai berikut:
1. **Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi**: UU ini mengatur aspek-aspek penting terkait dengan layanan konstruksi, termasuk persyaratan dan regulasi terkait sertifikasi keahlian kerja.
2. **Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi**: PP ini merinci lebih lanjut peran masyarakat dalam industri konstruksi dan mengatur berbagai ketentuan, termasuk sertifikasi keahlian dan keterampilan kerja.
3. **Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 4 Tahun 2010 (revisi dari PP Nomor 28 Tahun 2000)**: PP ini merupakan revisi dari peraturan sebelumnya dan berisi ketentuan lebih lanjut tentang tata cara sertifikasi dan registrasi dalam industri konstruksi.
4. **Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 369/KPTS/M/2001 tentang Pedoman Pemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional**: Keputusan ini memberikan pedoman mengenai izin usaha di sektor konstruksi.
5. **Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nomor 11 Tahun 2006 tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi**: Peraturan ini mengatur prosedur registrasi usaha dalam pelaksanaan proyek konstruksi.
6. **Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, Pasal 8**: UU ini menegaskan bahwa sertifikasi, registrasi, dan syarat SKA disediakan oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK), yang juga memberikan persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh tenaga ahli.
Dengan dasar hukum ini, sertifikasi keahlian kerja dan keterampilan kerja dalam industri konstruksi diatur dengan ketat untuk memastikan kepatuhan terhadap standar dan regulasi yang berlaku.