Pentingnya SLO Instalasi Listrik pada Bangunan dan Hunian
Setiap bangunan maupun hunian wajib memiliki SLO instalasi listrik, yaitu sertifikasi wajib untuk memastikan keamanan dari bahaya kelistrikan. Sertifikasi ini juga menjadi pengakuan formal bahwa bangunan atau hunian sudah dapat teraliri arus dari PLN.
Listrik memang menjadi kebutuhan pokok sehari-hari, namun arus listrik juga bisa menimbulkan efek buruk jika teknisi maupun pengguna mengabaikannya. Oleh sebab itu, peralatan memadai juga perlu agar menginstal kelistrikan baik dan benar.
Dengan adanya Sertifikat Laik Operasi, Anda dapat mengurangi risiko seperti tersetrum, kebakaran, hingga ledakan yang berbahaya dan merugikan. Biasanya hal tersebut terjadi karena pemasangan atau alat kelistrikan tidak layak.
Padahal instalasi listrik yang baik dan benar pada sebuah bangunan tidak hanya mengurangi risiko buruk namun juga memberikan banyak manfaat. Bahkan pemilik dapat merasakan manfaatnya dalam jangka waktu panjang
.
Sertifikat Laik Operasi Instalasi Listrik
Sertifikat Laik Operasi (SLO) pada instalasi listrik tidak hanya penting bagi kontraktor kelistrikan, tetapi juga bagi pemilik bangunan atau hunian. Keberadaannya memberikan jaminan bahwa penyaluran tenaga listrik dari PLN untuk kebutuhan sehari-hari lebih aman dari bahaya arus tegangan.
Dalam memasang instalasi listrik, teknisi tidak hanya memerlukan sertifikasi SLO, tetapi juga perlu merencanakan dengan cermat. Perencanaan ini menjadi kunci agar pemasangan berjalan dengan benar dan tidak menimbulkan risiko bahaya. Sumber arus pada bangunan dapat berasal dari PLN, genset, atau sumber lain seperti baterai atau solar cell.
Beban kelistrikan pada bangunan dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan sifatnya. Beban resistif meliputi perangkat seperti setrika, lampu pijar, dan solder. Selanjutnya, beban induktif mencakup kipas angin dan mesin bor, sementara beban kapasitif terkait dengan penggunaan kapasitor.
Sebelum melaksanakan pemasangan, teknisi perlu melakukan perencanaan yang melibatkan merancang atau menggambar instalasi pada bangunan. Penting juga untuk memperhatikan analisis data perhitungan teknis selama proses pemasangan.
Tahapan selanjutnya adalah melengkapi daftar kebutuhan bahan dan uraian teknis sebagai bagian integral dari proses pemasangan. Pengujian juga memerlukan perencanaan waktu pelaksanaan, anggaran biaya, dan estimasi waktu pengerjaan agar seluruh proses berjalan dengan efisien.
Sertifikasi SLO ini tidak hanya menjadikan instalasi listrik lebih aman, tetapi juga mencerminkan komitmen untuk memastikan kualitas dan keamanan energi listrik. Dengan adanya sertifikasi ini, pemilik bangunan dapat lebih yakin bahwa sistem listrik mereka beroperasi sesuai standar, mengurangi risiko terjadinya gangguan atau kecelakaan yang dapat membahayakan penghuni bangunan.
Dalam menghadapi era teknologi yang terus berkembang, teknisi listrik juga perlu terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka. Pemahaman mendalam terhadap perkembangan teknologi dan kepatuhan terhadap standar keselamatan listrik menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan dan kehandalan instalasi listrik di masa depan. Dengan demikian, SLO bukan hanya sekadar sertifikat, tetapi juga representasi komitmen terus-menerus untuk memberikan pelayanan yang optimal dalam dunia listrik.
Perlengkapan yang Harus Memadai
Selain harus ada SLO instalasi listrik, pemasangan sumber kelistrikan pada bangunan maupun hunian juga harus memiliki perlengkapan memadai. Berikut beberapa perlengkapan yang harus ada ketika menginstalasi kelistrikan bangunan.
1. APP (Alat Pembatas dan Pengukur)
Alat Pembatas dan Pengukur (APP) merupakan perangkat vital yang berfungsi untuk mengontrol dan membatasi aliran listrik menuju konsumen. Fungsi utama APP adalah memastikan bahwa arus listrik yang mengalir ke dalam bangunan tidak melebihi kapasitas yang ditentukan. Ketika daya terpasang melampaui batas yang telah ditetapkan, secara otomatis, APP akan memutus aliran listrik ke bangunan.
Dengan adanya APP, keamanan dan keandalan sistem listrik meningkat. Pembatasan arus yang efektif membantu mencegah potensi kebakaran atau kerusakan peralatan akibat beban berlebih. Ini menjadi langkah proaktif dalam menjaga integritas sistem listrik dan melindungi konsumen dari risiko yang mungkin timbul.
Peralatan ini juga dilengkapi dengan berbagai alat pengukur untuk memonitor besaran listrik secara akurat. Pengukuran melibatkan parameter tegangan, energi listrik, arus, serta faktor kerja. Keakuratan pengukuran ini memungkinkan teknisi untuk menganalisis performa sistem, mendeteksi anomali, dan melakukan pemeliharaan yang diperlukan.
Dengan adopsi teknologi ini, manajemen energi dalam sebuah bangunan dapat dioptimalkan. Monitoring yang cermat terhadap besaran listrik membantu dalam mengidentifikasi potensi efisiensi energi. Dengan demikian, penggunaan energi dapat dioptimalkan, mengurangi biaya operasional, dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
Selain itu, kemampuan APP untuk secara otomatis memutus aliran listrik ketika terjadi kelebihan daya melibatkan respons cepat terhadap kondisi darurat. Ini menjadi langkah krusial dalam menghindari risiko bahaya yang dapat ditimbulkan oleh lonjakan arus listrik atau gangguan lainnya. Kecepatan reaksi ini memberikan lapisan perlindungan tambahan untuk keselamatan konsumen dan keamanan bangunan.
Pemilihan APP yang sesuai dengan kapasitas dan fitur yang dibutuhkan menjadi kunci dalam memastikan keefektifan dan kehandalan sistem perlindungan listrik. APP bukan hanya alat pembatas arus listrik, tetapi juga perangkat pengukur yang memberikan kontrol dan keamanan tambahan pada sistem listrik. Dengan integrasi teknologi ini, manajemen energi yang efisien dan respons cepat terhadap kondisi darurat dapat dicapai, memberikan manfaat besar bagi keandalan dan keamanan listrik dalam sebuah bangunan.
2. Sistem TM
Sistem Tegangan Menengah (TM) memegang peranan penting dalam menyediakan hantaran masuk, cubicle, dan hantaran keluar. Hantaran ini menggunakan kabel bertegangan menengah, sedangkan cubicle terbagi menjadi cadangan, incoming, dan cubicle outgoing.
Pentingnya Sistem Tegangan Menengah tidak hanya terletak pada fungsinya sebagai hantaran, tetapi juga pada keberadaan pengamanan arus listriknya. Komponen pengaman arus melibatkan sekering dan Load Break Switch (LBS), memberikan keamanan yang diperlukan dalam operasionalnya.
Pada aspek hantaran, kabel bertegangan menengah digunakan untuk memastikan aliran listrik yang efisien dan andal. Kubikel, sebagai bagian integral dari sistem, terdiri dari tiga bagian utama, yaitu cadangan, incoming, dan cubicle outgoing. Ini menciptakan struktur yang terorganisir dan efisien dalam penyaluran tenaga listrik.
Cubicle cadangan berfungsi sebagai backup yang siap digunakan dalam situasi darurat. Incoming cubicle berperan sebagai pintu masuk utama tenaga listrik, menyediakan akses yang dapat diandalkan ke dalam sistem. Sementara itu, cubicle outgoing bertanggung jawab untuk mengarahkan aliran tenaga listrik ke tempat tujuan yang tepat.
Namun, keefisienan dan keandalan hantaran tidak akan optimal tanpa pengamanan arus yang baik. Sekering dan LBS menjadi bagian integral dalam melindungi sistem dari lonjakan arus yang berpotensi merusak. Kombinasi sekering dan LBS memberikan perlindungan yang komprehensif, memastikan keberlanjutan operasi sistem.
Pentingnya pengamanan arus menjadi penekanan utama dalam menjaga kestabilan dan keamanan sistem. Sekering bekerja untuk memutuskan aliran listrik saat terjadi kelebihan arus, melindungi peralatan dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Load Break Switch memungkinkan operator memutuskan atau menghubungkan sirkuit dengan mudah, mempermudah proses pemeliharaan dan perbaikan.
Sistem Tegangan Menengah tidak hanya mencakup infrastruktur kabel dan cubicle yang efisien, tetapi juga lapisan perlindungan yang kokoh. Keberadaan sekering dan LBS sebagai pengaman arus menegaskan komitmen terhadap kehandalan, keamanan, dan efisiensi operasional dalam Sistem Tegangan Menengah. Melalui integrasi elemen-elemen ini, sistem dapat beroperasi secara optimal dan dapat diandalkan, mendukung keberlanjutan pasokan tenaga listrik yang kritis.
3. Sistem TR
Sistem Tegangan Rendah (TR) merupakan bagian integral dari infrastruktur listrik yang meliputi berbagai perangkat dan perlengkapan listrik dengan tegangan rendah. Ini mencakup pembagian tenaga kelistrikan, penyaluran, pengamanan, dan pengendalian sistem secara keseluruhan. Pembagian tenaga kelistrikan dalam sistem TR seringkali dilakukan melalui panel-panel distribusi.
Panel distribusi utama, atau Main Distributor Panel, adalah komponen kunci dalam sistem TR. Panel ini biasanya dibagi menjadi dua segmen yang terhubung dengan saklar pemisah. Salah satu segmen menerima sumber daya dari sumber eksternal seperti Areal Pembangkitan (APP), sementara segmen lainnya mungkin berasal dari sumber listrik internal.
Pentingnya Main Distributor Panel dalam sistem TR tidak bisa diabaikan. Segmen-panel ini bertanggung jawab atas penyaluran daya listrik ke berbagai titik dalam instalasi. Mereka juga memainkan peran penting dalam memastikan keamanan dan ketersediaan daya secara efisien.
Salah satu aspek krusial dari Main Distributor Panel adalah kemampuannya untuk memisahkan dan mengalokasikan daya listrik sesuai dengan kebutuhan. Ini memungkinkan penggunaan yang tepat dan efisien dari sumber daya listrik yang tersedia, serta meminimalkan risiko kelebihan beban atau kegagalan sistem.
Pada tingkat yang lebih teknis, Main Distributor Panel sering dilengkapi dengan berbagai perangkat perlindungan seperti pemutus sirkuit dan pemutus arus bocor. Hal ini bertujuan untuk melindungi instalasi dari potensi bahaya seperti korsleting atau lonjakan tegangan yang dapat merusak peralatan atau bahkan membahayakan pengguna.
Selain itu, Main Distributor Panel juga berperan dalam pengendalian sistem secara keseluruhan. Dengan dilengkapi saklar pemisah dan pengontrol yang tepat, panel ini memungkinkan pengguna untuk mengelola aliran daya listrik sesuai dengan kebutuhan spesifik instalasi mereka.
Dalam kesimpulan, Main Distributor Panel adalah komponen kunci dalam sistem TR yang bertanggung jawab atas pembagian, pengamanan, dan pengendalian daya listrik dalam instalasi. Pentingnya pemahaman yang mendalam tentang fungsi dan peran panel ini tidak hanya meningkatkan efisiensi energi, tetapi juga menjaga keamanan operasional keseluruhan sistem.
4. PHB
Panel Hubung Bagi (PHB) merupakan peralatan vital yang memerlukan pemasangan yang tepat agar dapat menjalankan fungsi-fungsinya secara optimal. Para teknisi perlu memperhatikan beberapa aspek kunci saat menggunakan alat PHB untuk memastikan kinerjanya yang baik dan keamanan penggunaannya.
Pemasangan PHB harus dilakukan pada tempat yang mudah tercapai dan aman. Ini memastikan aksesibilitas yang optimal bagi teknisi saat perlu intervensi atau pemeliharaan. Lokasi pemasangan yang aman juga meminimalkan risiko kecelakaan dan memastikan operasional PHB tetap lancar.
Pemasangan depan panel PHB sebaiknya berada dalam ruangan yang bebas. Keputusan ini bertujuan untuk menghindari gangguan dari elemen cuaca yang dapat memengaruhi kinerja PHB. Dengan demikian, ruangan bebas membantu menjaga daya tahan PHB dan memastikan keberlanjutan fungsi panel.
Penting untuk diingat bahwa panel PHB tidak boleh ditempatkan pada area yang lembab. Kelembaban dapat menyebabkan kerusakan pada perangkat dan berpotensi menimbulkan risiko keamanan. Oleh karena itu, memilih lokasi yang kering adalah langkah preventif yang krusial untuk menjaga integritas dan keamanan PHB.
Penggunaan panel PHB yang aman dapat dicapai dengan mempertimbangkan lingkungan pemasangan. Sebagai contoh, pemasangan di ruangan terkunci dapat memberikan tingkat keamanan tambahan terhadap akses yang tidak sah. Hal ini mengurangi potensi risiko pencurian atau manipulasi yang dapat merugikan sistem.
Pemilihan lokasi yang strategis, pemantauan kelembaban, dan penggunaan ruangan yang sesuai adalah faktor-faktor utama yang dapat memastikan PHB berfungsi sebagaimana mestinya. Dengan demikian, pemasangan yang baik adalah langkah awal menuju operasional PHB yang optimal dan aman.
Dalam mengejar keberhasilan pemasangan PHB, penting untuk memahami bahwa tindakan preventif dapat mencegah masalah di masa depan. Pemasangan yang cermat dan perawatan yang rutin adalah investasi keamanan jangka panjang yang tidak boleh diabaikan. Dengan merujuk pada pedoman pemasangan ini, teknisi dapat memastikan bahwa PHB tidak hanya berfungsi dengan baik, tetapi juga memberikan tingkat keamanan yang optimal.
5. Panel Distribusi Listrik
Panel distribusi listrik memainkan peran krusial dalam instalasi listrik, dan pemahaman mendalam terhadap persyaratan PUIL (Peraturan Instalasi Listrik) sangat penting untuk memastikan keamanan dan keandalan sistem. Dalam memasang panel distribusi, beberapa syarat perlu diperhatikan agar sesuai dengan standar PUIL.
Pertama-tama, penting untuk menyusun dan memasang semua kabel dan komponen dengan rapi. Hal ini tidak hanya memberikan tampilan yang estetis, tetapi juga memudahkan pemeliharaan dan identifikasi masalah jika terjadi gangguan. Penataan yang rapi menciptakan instalasi listrik yang lebih teratur dan meminimalkan risiko kecelakaan.
Selanjutnya, setiap bagian yang memiliki tegangan harus dilengkapi dengan pelindung. Penggunaan pelindung tegangan di setiap komponen bertegangan tinggi menjadi kunci untuk mencegah risiko kejutan listrik dan melindungi peralatan dari kerusakan yang disebabkan oleh lonjakan tegangan.
Pemilihan komponen yang terpasang dengan kuat juga menjadi aspek penting. Komponen yang terpasang secara kokoh tidak hanya menjamin keamanan, tetapi juga mengurangi risiko meluasnya gangguan jika terjadi kegagalan pada salah satu komponen. Keandalan instalasi listrik sangat bergantung pada kekuatan dan ketahanan komponen yang terpasang.
Selanjutnya, panel distribusi harus dirancang untuk mudah diperluas dan dikembangkan sesuai kebutuhan. Fleksibilitas dalam desain instalasi listrik memungkinkan penyesuaian dengan perubahan kebutuhan daya listrik tanpa perlu mengganti seluruh sistem. Ini memberikan efisiensi dan kemudahan dalam mengelola instalasi listrik seiring waktu.
Terakhir, keandalan tinggi merupakan syarat mutlak untuk panel distribusi listrik. Keandalan ini mencakup ketahanan terhadap gangguan, keberlanjutan pasokan listrik, dan performa optimal. Dengan memastikan bahwa panel distribusi memiliki tingkat keandalan yang tinggi, kita dapat mengurangi risiko kegagalan sistem dan memastikan kelancaran operasional dalam jangka panjang.
Dengan memperhatikan penataan yang rapi, perlindungan tegangan, pemasangan yang kuat, fleksibilitas perluasan, dan keandalan tinggi, instalasi listrik dapat diandalkan dan aman dalam menghadapi berbagai situasi. Sebagai hasilnya, sistem distribusi listrik tidak hanya memenuhi standar keamanan, tetapi juga mampu mendukung kebutuhan listrik dengan efisien dan efektif.
Mengenal Pentingnya SLO Instalasi Listrik
SLO instalasi listrik tidak hanya berguna bagi pemilik bangunan namun juga memberikan banyak manfaat bagi penghuni sebuah hunian. Berikut beberapa manfaat sertifikat Laik Operasi pada instalasi rumah.
Meningkatkan Keamanan
Sertifikat Laik Operasi menunjukkan bahwa pemasangan instalasi telah baik dan benar sehingga bisa menghindari dari berbagai kemungkinan buruk. Beberapa kecelakaan yang sering terjadi seperti tersetrum, hingga percikan api dari tegangan arus penyebab kebakaran.
Sertifikasi ini juga memastikan bahwa berbagai komponen kelistrikan pada sebuah hunian sudah sesuai standar dan layak pakai. Beberapa komponen sendiri misalnya seperti kabel dan sambungannya, saklar, juga lainnya.
Perawatan Mudah
Rumah juga perlu perawatan secara berkala, termasuk instalasi listrik. Jika pemasangan dari teknisi sudah sesuai standar kelaikan, maka akan lebih mudah ketika melakukan perawatan serta pengecekannya.
Bukan hanya perawatan rutin saja, manfaat lainnya juga dapat terasa ketika Anda melakukan proses renovasi rumah. Anda sudah tidak perlu lagi melakukan banyak pembongkaran maupun pengaturan ulang instalasi listrik.
Lebih Efisien
Anda dapat lebih menghemat penggunaan energi dan listrik pada hunian ketika memasang instalasi dengan baik dan benar. Sebab hal tersebut akan berpengaruh pada pengaturan efisiensi penyaluran daya.
Dengan adanya pengaturan efisiensi ini, maka tidak akan ada daya terbuang secara percuma. Perhitungan kebutuhan daya dengan baik juga akan membantu Anda menggunakan energi listrik lebih hemat.
Desain Interior Lebih Maksimal
Banyak orang sangat memperhatikan desain interior pada hunian agar terlihat lebih estetik dan indah. Sementara itu, instalasi listrik memiliki kaitan erat dengan penataan desain interior ketika bangunan telah jadi.
Misalnya saja, Anda tentu tidak menginginkan titik saklar tertutup oleh lemari, atau lampu terhalang furniture sehingga pencahayaan kurang maksimal. Oleh sebab itulah merancang instalasi perlu sinkronisasi dengan desain interior nantinya.
Lebih Nyaman
Manfaat terakhir memiliki SLO instalasi listrik yang baik adalah membuat hunian Anda menjadi lebih nyaman. Hal ini karena penataan kabel maupun komponen lainnya sudah rapi sehingga tidak menganggu pandangan maupun membahayakan penghuni rumah.
Anda tentu tidak menginginkan adanya kabel pada sembarang tempang seperti tengah koridor sehingga akan membuang orang tersandung. Saklar lampu terlalu jauh dari jangkauan juga akan membuat penghuni kerepotan.
Tidak hanya mempengaruhi kenyamanan saja, hal-hal kecil ini juga bisa memberikan resiko kecelakaan berbahaya. Perlu ketelitian ekstra dalam perancangannya agar tidak terjadi hal-hal tersebut.
Selain itu, penghuni sebuah hunian juga perlu mengurus Sertifikat Laik Operasi. Sebab untuk mendapatkan sertifikasi perlu pengujian dan pengecekan, sehingga Anda mengetahui layak atau tidaknya kelistrikan bangunan.
Jika sertifikasi turun, maka Anda sudah bisa lega dan menggunakan kebutuhan listrik tanpa perlu merasa was-was. Sementara itu, jika tidak turun, maka perlu melakukan penggantian komponen kelistrikan agar lebih aman.
Sebuah bangunan atau hunian membutuhkan instalasi listrik untuk menunjang kegiatan sehari-hari pemiliknya. Oleh sebab itu, SLO instalasi listrik sangat perlu untuk menjamin keamanan serta kenyamanan selama pemakaiannya.
Landasan Hukum Sertifikat Laik Operasi
Dalam dunia ketenagalistrikan Indonesia, Sertifikat Laik Operasi (SLO) memiliki dasar hukum yang ketat untuk memastikan keberlanjutan dan keamanan operasional. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 12 Tahun 2021 menjadi landasan utama, mengatur klasifikasi, kualifikasi, akreditasi, dan sertifikasi usaha jasa penunjang tenaga listrik.
SLO juga diperkuat oleh Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (UU 30/2009), yang mengalami perubahan sebagian melalui Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja (UU 6/2023). Hal ini menegaskan urgensi SLO dalam konteks perubahan regulasi untuk mendukung perkembangan sektor ketenagalistrikan.
Selain peraturan tersebut, beberapa dasar hukum lainnya turut mengokohkan posisi SLO, seperti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, dan Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik.
Pentingnya SLO dalam menjamin kualitas dan keandalan tenaga listrik juga tercermin dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 28 Tahun 2014 tentang Kualifikasi Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik.
Pada aspek layanan, Permen Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 27 Tahun 2017 menetapkan tingkat mutu pelayanan dan biaya terkait dengan penyaluran tenaga listrik oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Keberadaan SLO juga mendukung pemenuhan standar kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017.
Proses akreditasi dan sertifikasi tenaga listrik diatur secara rinci oleh Permen Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 38 Tahun 2018. Ketentuan ini menjelaskan tata cara yang harus diikuti untuk memastikan bahwa pemberian SLO dilakukan dengan transparan dan akuntabel.
Pentingnya penerapan peraturan ini juga tercermin dalam Peraturan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, seperti Nomor 556K/20/DJL.1/2014 tentang Tata Cara Penomoran dan Registrasi Sertifikat di Bidang Ketenagalistrikan. Pedoman penilaian kesesuaian persyaratan umum lembaga sertifikasi kompetensi dijelaskan dalam Peraturan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 475K/24/DJL.4/2016.
Sertifikasi Laik Operasi Mengetahui Masa Berlaku untuk Instalasi Tenaga Listrik
Sertifikasi laik operasi adalah hal yang krusial dalam memastikan kehandalan instalasi tenaga listrik. Masa berlaku sertifikasi ini bervariasi tergantung pada jenis instalasi tenaga listrik yang digunakan.
1. Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik Masa Berlaku 5 Tahun
Instalasi penyediaan tenaga listrik memiliki masa berlaku selama 5 tahun. Pada periode ini, sistem harus tetap memenuhi standar keamanan dan keandalan. Pemilik instalasi harus secara rutin melakukan pemeliharaan dan pemantauan untuk memastikan kinerja yang optimal. Sertifikasi laik operasi diperbarui setiap lima tahun untuk menjamin bahwa instalasi tetap sesuai dengan persyaratan teknis dan keamanan terkini.
2. Instalasi Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik Masa Berlaku 10 Tahun
Berbeda dengan instalasi penyediaan, instalasi transmisi dan distribusi tenaga listrik memiliki masa berlaku yang lebih panjang, yaitu selama 10 tahun. Dalam dekade ini, pemilik instalasi harus mengamati dan memastikan bahwa sistem transmisi dan distribusi tetap optimal dan aman. Sertifikasi perlu diperbarui setiap 10 tahun untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku dan untuk menanggapi perubahan teknologi terbaru.
3. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Konsumen Tegangan Menengah dan Tinggi – Masa Berlaku 15 Tahun
Bagi instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen dengan tegangan menengah dan tinggi, masa berlaku sertifikasi laik operasi adalah 15 tahun. Pada periode ini, pemilik instalasi harus menjaga kehandalan sistem dan melibatkan pemeliharaan berkala. Sertifikasi harus diperbarui setiap 15 tahun guna memastikan bahwa instalasi tetap memenuhi standar keamanan dan kinerja yang ditetapkan.
4. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Konsumen Tegangan Rendah – Masa Berlaku 15 Tahun
Sama seperti instalasi konsumen dengan tegangan menengah dan tinggi, instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen dengan tegangan rendah juga memiliki masa berlaku 15 tahun. Pemilik instalasi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa instalasi tetap efisien dan mematuhi persyaratan keamanan. Sertifikasi laik operasi perlu diperbarui setiap 15 tahun untuk memastikan kepatuhan dan keamanan yang berkelanjutan.
Baca Juga : Syarat Membuat SLO
Info lebih lanjut silahkan hubungi kami di :
Email : info@konsultanku.com CALL / WA : 0812-9288-9438 Catur Iswanto Phone : 021-21799321