SLF Bangunan


6 Cara Membuat SLF Bangunan dan Biaya Pembuatannya

SLF bangunan merupakan singkatan dari Sertifikat Laik Fungsi. Sebuah sertifikat dari pemerintah daerah setempat untuk menyatakan sebuah bangunan layak tinggal berdasarkan parameter tertentu.

Dokumen Sertifikat Laik Fungsi adalah salah satu penunjang keamanan bangunan. Karena penerbitan sertifikat tersebut melalui tinjauan bangunan secara administratif dan teknis. Simak artikel di bawah ini untuk mengetahui cara membuat Sertifikat Laik Fungsi selengkapnya.

 

 

Cara Membuat SLF Bangunan

 

Berikut ini langkah-langkah yang harus Anda ketahui untuk membuat Sertifikat Laik Fungsi bangunan.

 

1.     Mengetahui 4 Kategori SLF

 

SLF merupakan dokumen penting yang menentukan keabsahan dan kesesuaian suatu bangunan dengan peruntukannya. Dalam klasifikasi SLF, faktor utama yang menjadi dasar adalah jenis dan luas bangunan. Pemahaman terhadap kelas-kelas SLF menjadi krusial untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan norma yang berlaku.

 

Pertama, Kelas A diperuntukkan bagi bangunan non-rumah tinggal yang memiliki lebih dari 8 lantai. Penting untuk dipahami bahwa kelas ini tekanan pada bangunan yang bersifat komersial atau institusional dengan tingkat ketinggian yang signifikan. Pengembang dan pemilik properti harus memastikan bahwa bangunan mereka memenuhi persyaratan dan standar yang ditetapkan.

 

Kelas B, sebaliknya, diperuntukkan bagi bangunan non-rumah tinggal yang memiliki kurang dari 8 lantai. Meskipun tidak mencapai Kelas A tertinggi, persyaratan keselamatan dan kelayakan tetap menjadi fokus utama. Sertifikat Kelas B menjadi indikator kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, memastikan bahwa bangunan tersebut dapat digunakan sesuai dengan tujuannya.

 

Kelas C merupakan klasifikasi khusus untuk bangunan rumah tinggal dengan luas lebih atau sama dengan 100m2. Aspek ukuran ini menjadi penentu, menegaskan bahwa rumah tinggal dengan luas yang signifikan harus memperoleh SLF. Pemilik rumah harus memastikan bahwa struktur dan fasilitas rumah mereka memenuhi syarat untuk mendapatkan sertifikat ini.

 

Sementara itu, Kelas D diperuntukkan bagi bangunan rumah tinggal dengan luas kurang dari 100m2. Meskipun ukurannya lebih kecil, penting untuk diingat bahwa kelayakan dan keselamatan tetap menjadi fokus utama. Dengan memperoleh SLF Kelas D, pemilik rumah memastikan bahwa rumahnya sesuai dengan peraturan standar.

 

Penting untuk selalu memahami bahwa SLF bukan hanya dokumen formalitas, tetapi juga penegasan bahwa bangunan telah memenuhi standar keselamatan dan kelayakan yang ditetapkan. Oleh karena itu, pengembang, pemilik, dan pihak terkait harus proaktif dalam memastikan bahwa bangunan yang mereka miliki memenuhi persyaratan untuk mendapatkan klasifikasi SLF yang sesuai.

 

Dalam menjalani proses perolehan SLF, penerapan prinsip-prinsip desain yang ergonomis dan ramah lingkungan dapat mempercepat dan memudahkan proses persetujuan.

 

2.     Melengkapi Dokumen Persyaratan

 

Sebelum mengajukan Sertifikat Laik Fungsi (SLF), sejumlah persyaratan administratif harus dipenuhi. Salah satunya adalah Surat Pernyataan Pemeriksaan Fungsi. Dokumen ini menyatakan bahwa bangunan telah memenuhi standar fungsi yang ditetapkan.

 

Surat Permohonan Pengajuan SLF merupakan langkah awal yang perlu diambil. Pemohon perlu menyampaikan niatnya secara resmi kepada pihak yang berwenang. Kemudian, lampirkan fotokopi KTP atau kartu identitas pemohon, baik untuk WNI maupun WNA yang dilengkapi dengan Kartu Izin Tinggal terbatas.

 

Bagi badan hukum atau usaha, penting untuk melampirkan akta badan hukum yang mencakup akta pendirian, surat keputusan, dan NPWP. Selain itu, fotokopi bukti kepemilikan tanah seperti SHM/SHGB juga diperlukan untuk memperkuat permohonan.

 

Dokumen lain yang wajib disertakan adalah fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang meliputi SK IMB, KRK (Peta Ketetapan Rencana Kota), RTLB (Rencana Tata Letak Bagunan), serta gambar arsitektur bangunan. Semua ini bertujuan untuk memastikan bahwa pembangunan sesuai dengan rencana yang telah disetujui.

 

Penting juga untuk menyampaikan berita acara pembangunan telah selesai. Dokumen ini mencatat tahapan pembangunan yang telah dilakukan, memberikan gambaran bahwa proyek telah mencapai tahap penyelesaian yang memadai.

 

Selain itu, perlu menyertakan gambar hardcopy dan softcopy as built drawing. Ini mencakup perubahan atau modifikasi apa pun yang terjadi selama proses konstruksi. Penggunaan kata aktif dan transisi membantu memberikan kelancaran dalam menyampaikan informasi.

 

Berita acara mengenai uji coba instalasi kelengkapan bangunan juga harus dilampirkan. Hal ini memastikan bahwa semua fasilitas dan sistem yang ada berfungsi sebagaimana mestinya.

 

Terakhir, sertakan foto bangunan dan fasilitasnya. Gambar ini memberikan representasi visual dari kondisi aktual bangunan, mendukung berbagai dokumen administratif yang telah dihilangkan.

 

Dengan mematuhi semua persyaratan ini, proses pengurusan SLF dapat berjalan lebih lancar. Pastikan setiap memastikan dokumen terlampir dengan lengkap untuk kelengkapan dan kevalidan permohonan.

     

    3.     Mengajukan ke DPMPTSP

     

    Mengajukan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) melibatkan beberapa langkah penting kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). Terlebih dahulu, Anda perlu memahami keempat kategori yang relevan sebelum mengirimkan permohonan.

     

    Pertama, pastikan Anda memahami kategori-kategori tersebut dengan jelas. Selanjutnya, Anda dapat segera mengajukan SLF ke kantor DPMPTSP. Proses ini meliputi pengajuan permohonan pembuatan SLF yang akan memvalidasi kesesuaian fungsi dari suatu bangunan atau tempat.

     

    Dalam proses pengajuan SLF, penting untuk memastikan bahwa setiap langkah dilakukan dengan cermat dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Jangan lupa untuk melampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan agar permohonan Anda dapat diproses dengan lancar.

     

    Selama proses ini, pastikan untuk memeriksa dan menyalakan kembali dokumen-dokumen yang telah disiapkan. Hal ini akan memastikan bahwa semua persyaratan telah terpenuhi sebelum dikirimkannya ke DPMPTSP. Kejelasan dan kelengkapan dokumen akan mempercepat proses persetujuan.

     

    Dalam menulis permohonan, penting untuk menggunakan kalimat aktif dan jelas. Pilih kata-kata yang tepat dan mudah dipahami agar pesan Anda tersampaikan dengan efektif. Transisi yang baik antar kalimat juga perlu diperhatikan untuk menjaga alur tulisan agar tetap kohesif.

     

    Setelah mengajukan permohonan, pastikan untuk menggabungkan statusnya secara berkala. DPMPTSP biasanya memberikan informasi terkini terkait proses persetujuan. Jika ada perubahan atau tambahan informasi yang dibutuhkan, segera tanggapi untuk menghindari tertunda.

     

    Ketelitian dalam mengikuti prosedur dan perhatian terhadap setiap detail akan meningkatkan peluang persetujuan SLF Anda. Pastikan untuk selalu berkomunikasi secara efektif dengan pihak DPMPTSP jika ada pertanyaan atau klarifikasi yang diperlukan.

     

    Dengan mengikuti panduan ini, pengajuan SLF yang diharapkan Anda dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh persetujuan dalam waktu sesingkat mungkin. Proses yang transparan dan efisien akan mendukung lancarnya kegiatan usaha atau kegiatan yang berkaitan dengan bangunan yang bersangkutan.

     

    4.     Menunggu Petugas Inspeksi Bangunan ke Lokasi

     

    Inspeksi Sertifikat Laik Fungsi (SLF) bangunan merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap enam bulan sekali. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai sebagian atau komponen keseluruhan bangunan, termasuk bahan bangunan dan infrastruktur, dalam jangka waktu tertentu. Dengan mengikuti proses inspeksi secara teratur, kami dapat memastikan bahwa bangunan tetap memenuhi standar keamanan dan fungsi.

     

    a. Komponen Arsitektur Bangunan

     

    Pemeriksaan dimulai dengan memutar komponen arsitektur bangunan. Ini mencakup penilaian terhadap desain, struktur, dan keamanan dari aspek arsitektural. Pemeliharaan visual dan fungsionalitas elemen desain menjadi fokus utama dalam memastikan keamanan dan kekencangan bangunan.

     

    b. Komponen Struktur Bangunan

     

    Inspeksi juga melibatkan evaluasi komponen struktural bangunan. Petugas memeriksa kekokohan dan kestabilan struktur, serta mengidentifikasi potensi kerusakan atau perubahan signifikan yang dapat mempengaruhi integritas bangunan secara keseluruhan.

     

    c. Membangun Komponen Mekanik

     

    Pada tahap berikutnya dilakukan pemeriksaan terhadap komponen mekanik bangunan. Hal ini mencakup penilaian terhadap sistem HVAC, perpipaan, dan mesin-mesin lainnya. Pemeriksaan menyeluruh dilakukan untuk memastikan bahwa semua komponen mekanis beroperasi dengan efisien dan sesuai dengan standar keamanan.

     

    d. Membangun Komponen Listrik

     

    Inspeksi SLF juga mencakup pemeriksaan komponen listrik. Keandalan dan keamanan instalasi listrik dievaluasi untuk mencegah risiko kebakaran atau gangguan listrik. Pemeliharaan berkala pada sistem kelistrikan menjadi langkah krusial untuk menjaga keamanan penghuni dan memastikan fungsi bangunan optimal.

     

    e. Komponen Spasial Bagian Luar Bangunan

     

    Selain itu, pemeriksaan mencakup komponen spasial bagian luar bangunan. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan kebersihan, keamanan, dan estetika lingkungan sekitar bangunan. Tindakan preventif diambil untuk mencegah potensi risiko atau permasalahan terkait lingkungan eksternal.

     

    f. Menunggu Petugas Inspeksi

     

    Menunggu petugas inspeksi bangunan adalah langkah yang tidak hanya rutin tetapi juga penting. Keberhasilan inspeksi akan menentukan kelangsungan dan kelangsungan bangunan. Sementara kita menunggu kedatangan petugas, penting untuk memastikan bahwa semua catatan dan dokumentasi terkait pemeliharaan dan perbaikan sebelumnya sudah siap. Keberhasilan inspeksi SLF merupakan investasi dalam keamanan dan kenyamanan penghuni bangunan.

       

      5.     SLF Terbit

       

      Sertifikat Laik Fungsi (SLF) merupakan dokumen yang diperlukan untuk menjamin keabsahan dan kesesuaian fungsi bangunan. Proses setelah dipublikasikannya SLF yang melibatkan persetujuan dokumen rencana teknis, dengan SLF biasanya diterbitkan dalam waktu 30 hari persetujuan tersebut diberikan.

      Jangka waktu SLF untuk rumah berlantai dua adalah 20 tahun. Dalam rentang waktu tersebut, pemilik rumah bertanggung jawab untuk memastikan bahwa bangunan tetap memenuhi standar fungsionalitasnya. Namun, untuk rumah mewah dan beberapa bangunan umum, jangka waktu SLF lebih singkat, hanya 5 tahun.

      Sertifikat Laik Fungsi bukan sekedar formalitas belaka, melainkan juga sebuah jaminan bahwa bangunan tersebut aman dan sesuai dengan fungsinya. Pemilik properti memiliki tanggung jawab untuk menjaga kondisi bangunan agar tetap memenuhi persyaratan SLF selama jangka waktu yang ditentukan.

      Dalam menjalankan kewajiban ini, pemilik properti dapat melakukan perawatan rutin dan perbaikan sesuai kebutuhan. Dengan demikian, SLF tidak hanya menjadi dokumen yang diperlukan oleh pemerintah, tetapi juga merupakan indikator kesejahteraan dan keamanan bagi penghuni dan lingkungan sekitar.

      Seiring berjalannya waktu, penting bagi pemilik properti untuk selalu memperbarui SLF mereka agar tetap berlaku. Proses perpanjangan ini meliputi penilaian ulang terhadap kondisi bangunan dan kepatuhan terhadap peraturan setempat.

      Bagi pemilik rumah mewah, perpanjangan SLF setiap 5 tahun sekali menjadi suatu kewajiban yang harus diemban. Ini menunjukkan tingginya standar keamanan dan fungsionalitas yang diharapkan dari bangunan tersebut.

      Dalam menghadapi kebutuhan perpanjangan SLF, pemilik properti dapat memanfaatkan layanan profesional untuk memastikan proses berjalan lancar. Konsultan teknis dan inspektur bangunan dapat memberikan panduan serta saran untuk menjaga agar bangunan tetap memenuhi persyaratan SLF.

      Kesimpulannya, Sertifikat Laik Fungsi adalah dokumen penting yang mencerminkan kualitas dan keamanan suatu bangunan. Pemilik properti perlu memahami dan mematuhi jangka waktu SLF yang berlaku, serta siap melakukan tindakan perawatan dan perbaikan guna menjaga kelayakan fungsional bangunan mereka. Dengan demikian, keinginan dan keselamatan lingkungan hidup dapat terjamin.

       

      6.     Memperpanjang SLF

       

      Pemilik bangunan perlu memahami pentingnya mengajukan permohonan perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) tepat waktu. Idealnya, permohonan perlu disampaikan paling lambat 60 hari kalender sebelum SLF gedung tersebut berakhir. Tindakan proaktif ini memastikan kelancaran proses perpanjangan dan menghindari potensi gangguan atau kendala yang mungkin timbul.

      Proses perluasan SLF adalah langkah krusial dalam memastikan bahwa bangunan tetap memenuhi standar keselamatan dan kelayakan fungsional. Dengan mengajukan permohonan secara tepat waktu, pemilik bangunan dapat menghindari risiko kehilangan validitas SLF, yang dapat berdampak pada operasional dan reputasi bangunan tersebut.

      Penting untuk memahami bahwa SLF bukan sekedar formalitas administratif, melainkan juga representasi dari kelayakan dan keamanan bangunan. Oleh karena itu, pemilik bangunan sebaiknya memahami prosedur dan persyaratan penambahan SLF serta memastikan agar semua dokumen yang diperlukan telah disiapkan dengan baik.

      Dalam pengajuan permohonan perpanjangan SLF, pemilik bangunan disarankan untuk melibatkan pihak yang berkompeten, seperti konsultan keselamatan bangunan atau profesional terkait. Hal ini dapat membantu memastikan bahwa dokumen-dokumen yang dibuat sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan meminimalkan risiko persetujuan permohonan.

      Pemilik bangunan juga perlu memperhatikan bahwa kepatuhan terhadap peraturan dan standar bangunan dapat menjadi faktor kunci dalam proses perpanjangan SLF. Oleh karena itu, melakukan peninjauan menyeluruh terhadap kondisi bangunan dan melakukan perbaikan atau perawatan yang diperlukan sebelum mengajukan permohonan dapat meningkatkan peluang mendapatkan persetujuan.

      Dalam kondisi bangunan yang baik, pemilik disarankan untuk mengutamakan kalimat aktif agar informasi lebih mudah dipahami oleh pihak yang terlibat. Penggunaan transisi yang tepat juga dapat meningkatkan kelancaran membaca, sehingga pemahaman terhadap informasi menjadi lebih baik.

      Oleh karena itu, pemilik bangunan harus memperlakukan proses perpanjangan SLF sebagai bagian integral dari manajemen bangunan. Dengan memahami jangka waktu dan persyaratan yang berlaku, serta melibatkan pihak yang berkompeten, pemilik dapat memastikan kelancaran proses perpanjangan SLF dan menjaga integritas serta keselamatan bangunan mereka.

       

       

      Apakah SLF Wajib?

       

      Sertifikat Laik Fungsi (SLF) memegang peran penting dalam kepemilikan gedung, dengan kewajiban tertentu yang diatur oleh UU nomor 28/2002. Dalam konteks ini, pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah apakah pembuatan SLF itu wajib?

      Menurut peraturan yang berlaku, memiliki SLF adalah suatu keharusan bagi siapa pun yang memanfaatkan bangunan gedung. Ketidakpatuhan terhadap peraturan ini dapat berakibat pidana, yang mencakup hukuman kurungan dengan jangka waktu maksimal 6 bulan dan denda sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

      Keberadaan SLF bukan hanya sekedar formalitas hukum, tetapi juga mencerminkan kelayakan dan keselarasan gedung dengan peruntukannya. Dengan memiliki SLF, pemilik gedung dapat menunjukkan bahwa propertinya memenuhi standar fungsional dan aman bagi penghuninya.

      Salah satu dampak positif memiliki SLF adalah melindungi pemilik gedung dari hukuman risiko yang dapat merugikan secara finansial dan reputasional. Oleh karena itu, proses perolehan SLF sebaiknya dianggap sebagai investasi jangka panjang yang melindungi keinginan bisnis dan kepemilikan properti.

      Penting untuk memahami bahwa keberadaan SLF juga berkontribusi pada keamanan masyarakat. Gedung yang memiliki SLF dianggap memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan oleh pemerintah, mengurangi risiko terjadinya kecelakaan atau kerugian yang dapat mempengaruhi lingkungan sekitar.

      Bagi yang masih ragu mengenai proses perolehan SLF, sebaiknya berkonsultasi dengan ahli hukum properti atau pihak berwenang terkait. Mereka dapat memberikan panduan dan informasi yang diperlukan untuk memastikan seluruh proses memperoleh SLF berjalan lancar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

      Dalam ketentuan UU nomor 28/2002, ketentuannya adalah kunci utama. Mengabaikan kewajiban memiliki SLF dapat berakhir pada konsekuensi hukum yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, pemilik gedung dan pihak terkait sebaiknya memprioritaskan proses perolehan SLF sebagai bagian integral dari kepemilikan dan operasional gedung.

      Dengan memahami pentingnya SLF dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan, pemilik gedung dapat menjaga kepatuhan hukum dan meraih manfaat jangka panjang dalam hal keamanan, keinginan bisnis, dan perlindungan terhadap hukuman risiko.

       

       

      Kenapa SLF Ditangguhkan?

       

      Sertifikat Laik Fungsi (SLF) menjadi sebuah dokumen penting yang menyatakan bahwa suatu bangunan atau gedung telah memenuhi persyaratan dan dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Meskipun permohonan SLF umumnya dibuat dengan harapan kelancaran proses, terkadang kepala departemen dapat menangguhkan atau menolak permintaan SLF yang tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

      Penangguhan permohonan SLF terjadi ketika permohonan tersebut belum memenuhi persyaratan laik fungsi bangunan gedung. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa bangunan yang digunakan akan memenuhi standar keamanan, kesehatan, dan kelengkapan lainnya. Dengan menangguhkan permohonan, departemen memiliki waktu untuk memeriksa dan memastikan bahwa semua aspek telah terpenuhi sebelum memberikan persetujuan SLF.

      Pada tahap ini, pemohon SLF akan menerima laporan tertulis yang berisi keterangan penanggguhan beserta detail mengenai ketidaksesuaian dengan persyaratan. Laporan ini memberikan gambaran yang jelas kepada pemohon mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki atau diselesaikan sebelum permohonan dapat diproses lebih lanjut. Informasi yang disajikan dalam laporan harus mudah dipahami agar pemohon dapat mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.

      Perbaikan yang dilakukan oleh pemohon dapat melibatkan penyesuaian pada beberapa aspek, termasuk aspek struktural, peralatan keamanan, atau infrastruktur kesehatan. Langkah-langkah ini kemudian perlu didokumentasikan secara rinci dalam tanggapan pemohon, yang akan dikembalikan ke departemen untuk peninjauan lebih lanjut.

      Proses ini mungkin memerlukan waktu, tergantung pada kompleksitas perbaikan yang diperlukan. Penting untuk pemohon SLF untuk bekerja sama dengan departemen dan segera menanggapi keterangan penangguhan. Komunikasi yang efektif dan kerja sama yang baik dapat mempercepat proses penyelesaian dan memastikan bahwa bangunan dapat segera mendapatkan persetujuan SLF.

      Dengan adanya mekanisme penangguhan, departemen bertujuan untuk memastikan bahwa setiap bangunan yang diberikan SLF memenuhi standar keamanan dan kesehatan yang ditetapkan. Oleh karena itu, proses ini memiliki peran penting dalam menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna bangunan serta mendorong pemilik bangunan untuk mengutamakan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

       

       

      Biaya SLF Bangunan

       


      Sertifikat Laik Fungsi (SLF) merupakan dokumen penting yang menegaskan kesesuaian suatu bangunan dengan standar keamanan dan kelayakan. Dalam proses publikasinya, ada beberapa hal yang perlu dipahami terkait biaya serta manfaatnya.

      Saat ini, berdasarkan UU Nomor 28/2002 tentang bangunan gedung, proses pengurusan SLF tidak memerlukan biaya apapun. Ini berarti masyarakat tidak perlu mengeluarkan dana tambahan untuk memperoleh sertifikat ini. Pemda bertanggung jawab untuk menjamin keamanan bangunan dengan memberikan sertifikat ini setelah melakukan uji kelayakan terhadap berbagai komponen bangunan.

      Mendapatkan SLF bukan sekedar formalitas belaka. Sertifikat ini menjadi bukti bahwa bangunan telah melewati proses penilaian yang ketat terhadap standar keamanan dan kelayakan. Oleh karena itu, bagi mereka yang akan membangun gedung baru, penting untuk segera mengurus SLF kepada Dinas terkait.

      Proses pengurusan SLF tidak hanya menguntungkan pemilik bangunan, tetapi juga merupakan kewajiban yang harus dipenuhi. Manfaatnya sangatlah penting, tidak hanya untuk melindungi penghuni bangunan, tetapi juga untuk menjamin keselamatan masyarakat umum yang mungkin berinteraksi dengan bangunan tersebut.

      Dengan adanya SLF, masyarakat dapat memiliki keyakinan tambahan terhadap keamanan bangunan yang mereka huni atau kunjungi. Ini memberikan rasa aman dan nyaman bagi semua pihak yang terlibat. Oleh karena itu, SLF tidak boleh dianggap remeh, dan keberadaannya tidak boleh diabaikan.

      Dalam masyarakat, pemahaman yang baik tentang pentingnya SLF perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan melalui sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat serta tujuan dari SLF. Semakin banyak orang yang menyadari pentingnya sertifikat ini, semakin tinggi pula kesadaran akan keamanan dan kelayakan bangunan di lingkungan sekitar.

      Selain itu, transparansi dalam proses pengurusan SLF juga penting untuk dipertimbangkan. Pemda dan instansi terkait harus memberikan informasi yang jelas dan mudah diakses terkait persyaratan dan prosedur pengurusan SLF. Hal ini akan membantu masyarakat dalam memahami langkah-langkah yang perlu diambil untuk mendapatkan sertifikat tersebut.

       

       

      Jenis-jenis bangunan yang membutuhkan SLF

       

      1. Perkantoran

       

      Indonesia merupakan negara yang besar dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia. Otomatis gedung perkantoran yang dibutuhkan sangat banyak guna membantu pembangunan negeri sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan. Coba  Anda bayangkan jika semua gedung perkantoran di tanah air tidak memiliki SLF?

       

      Tentunya kantor tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Tidak bisa dibuka dan digunakan sebagaimana seharusnya. Itulah mengapa SLF sangat penting bagi gedung perkantoran. Saat kantor-kantor berhenti beroperasi, keuangan negara ikut terpengaruh.

       

      1. Fasilitas Publik

       

      gedung rumah sakit, stasiun kereta api, gedung olahraga, dan lainnya merupakan contoh gedung fasilitas publik yang wajib dibuatkan SLF. Bayangkan, banyaknya kerugian yang diterima ketika rumah sakit bobrok digunakan untuk merawat pasien.

       

      Selain berisiko tinggi pada keselamatan pasien, gedung rumah sakit tak laik fungsi juga membahayakan petugas medis. Ketika gedung rumah sakit runtuh otomatis gedung di sekitarnya akan ikut terdampak.

       

      1. Gedung Perdagangan

       

      Hal yang sama juga berlaku bagi gedung perdagangan termasuk gedung skala kecil seperti pertokoan atau ruko. Maupun gedung perdagangan skala besar seperti pusat perbelanjaan.

       

      Jika semua gedung perdagangan tidak memegang SLF, masyarakat tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Begitu pula pemilik gedung yang tidak bisa mendapatkan keuntungan.

       

      1. Apartemen

       

      bertingkat seperti apartemen mungkin memiliki beberapa perbedaan mencolok dengan gedung tempat tinggal. Mengapa demikian? hampir semua apartemen memiliki lantai lebih dari 8 dengan jumlah unit mencapai ribuan. Sementara hunian tempat tinggal dibuat lebih sederhana .

       

      Alasan utama gedung apartemen membutuhkan SLF karena gedung digunakan sebagai hunian komersil. Banyak orang yang tinggal di apartemen karena mencari keamanan, kenyamanan dan privasi. Saat gedung apartemen memiliki SLF, artinya gedung tersebut sudah laik huni.

       

      1. Perindustrian

       

      Di bidang industri seperti industri skala kecil, menengah dan besar juga wajib menerbitkan SLF. Tanpa SLF, industri apa pun tidak bisa dijalankan secara legal. Pemerintah tidak akan segan memberikan sanksi pada pengusaha industri yang terus mengundur pembuatan SLF.

       

       

      4 Komponen yang diperiksa ketika mengajukan SLF bangunan

       

      1. Aspek Keselamatan Gedung

       

      Gedung perkantoran wajib memiliki perlengkapan keselamatan standar yang akan membantu karyawan ketika dibutuhkan. Memberikan perlengkapan keselamatan seperti gas pemadam kebakaran akan membantu memadamkan api ketika terjadi bencana kebakaran.

       

      1. Aspek Kenyamanan Gedung

       

      Yang dimaksud dengan kenyamanan gedung bangunan adalah kenyamanan dan kemudahan untuk bergerak. Selain bisa bergerak dengan nyaman, penghuni gedung bangunan juga bisa melihat bagian luar dengan mudah karena tidak terbatasi dengan dinding. Artinya, gedung bangunan memiliki jendela yang jumlahnya mencukupi.

       

      1. Aspek Kesehatan Gedung

       

      Gedung yang sehat bisa diidentifikasi dari kualitas udara dan airnya. Jika udara yang terhirup berbau tidak sedap, artinya penghawaan belum sempurna. Begitu pula kondisi air yang buruk menandakan jika kualitas masih di bawah standar.

       

      1. Aspek Kemudahan Gedung

       

      Gedung yang baik dan laik fungsi harus memiliki pintu keluar dan masuk yang memadai. Misalnya jika gedung sangat besar, usahakan agar membuat pintu lebih dari satu untuk factor kemudahan. Menggunakan satu pintu untuk keluar dan masuk hanya membuat penghuni merasa tidak nyaman dan bebas.

       

      Itulah hal-hal yang harus Anda pelajari mengenai SLF. Informasi lebih lanjut mengenai SLF bangunan, dapatkan hanya di jasa SLF berkualitas dan transparan.

       

      Baca Juga : Jasa Konsultan SLF Terbaik

      Info lebih lanjut silahkan hubungi kami di :

      Email : info@konsultanku.com

      hubungi whatsapp : +62812 9288 9438  Catur Iswanto

      Phone : 021 21799321